Kamis, 22 Januari 2015

You Are The Reason I Am Waiting For


               “JANGAN ADA YANG TENGOK KANAN KIRI! SEMUANYA TUNDUK!” teriakan itu berulang kali masuk ke gendang telingaku, tapi apa peduliku?
“HEH! AKU BILANG TUNDUK! BUDEG ATAU APA SIH?!” teriak kaka tingkatku yg segera melangkah mendekatiku, aku balas menatapnya yg sudah sedari tadi menatapku garang,
“OH BERANI NGELIATIN AKU BALIK?! HAHAHA, GUYS, LIATIN DEH! BARU JADI JUNIOR UDAH BERANI NGELIATIN AKU GINI!” serunya dan tak lama setelah itu teman-temannya sudah berdatangan untuk mengelilingiku.
“Siapa nama kamu?!” tanya salah seorang dari mereka
“Carlynda” aku menjawab dengan santai
“BERANI NGEJAWAB KAMU?!” teriak yg lainnya
“kalo orang nanya itu ya dijawabkan?” aku menyahut sekenanya
“HEH! MANA KAKA PENDAMPINGNYA INI?!”
“Ada kak ada” sahut kaka pendampingku
“URUSIN NIH ANAK BUAH KAMU YANG SATU INI!” mereka seketika bubar
“Jangan seperti tadi lagi ya” pinta kaka pendampingku dengan lembut
“Iya, maaf ya” aku menjawab sambil menatapnya
“Tak apa” ia menjawab dengan senyum manisnya
Oh, senyuman itu yg sudah membuat aku semakin jatuh cinta padanya, bahkan sebelum aku melihat senyumnya pun, aku sudah terlebih dahulu jatuh cinta padanya.

                Oh iya, kenalin, aku Carlynda Angela McCan, orang-orang sering memanggilku Carlynda, aku baru saja memasuki jenjang kuliah dan tentang kakak pendampingku tadi, aku jatuh cinta padanya saat baru pertama kali melihatnya, saat itu aku tengah sibuk mencari kelompokku untuk masa orientasi, tak sengaja aku melihatnya dan saat itu juga aku terpesona akan dirinya. Aku segera berdo’a pada Tuhan agar ia menjadi kaka pendampingku nanti dan dengan segala kebaikan-Nya, Tuhan mengabulkan do’aku, how lucky I am!
“Carlynda?”
Lamunanku terbuyarkan seketika saat sebuah tangan melambai-lambai didepan wajahku.
“Ah iya?” tanyaku saat sudah sadar sepenuhnya dari lamunanku,
“Waktunya makan, ayo” kata kakak pendampingku ini, masih dengan nada yg lembut
“Ah, iya kak” aku mengikuti langkahnya
“Panggil saja Justin” ucapnya lagi
“I-iya Just” ucapku, diam-diam dibelakangnya aku menyunggingkan sebuah senyuman kebahagiaan.

~

“Hai” sapa Justin saat kami tak sengaja berpapasan
“Hai” sahutku dan memberikannya senyuman termanisku
“Mau ke mana?” tanya Justin, padahal aku baru saja ingin bertanya dia mau kemana
“Kantor” aku menjawab tanpa menghilangkan senyumku
“Oh, sama dong. Mau bareng?”
“Bukannya dari tadi kita secara tak sengaja sudah barengan?”
“Haha, iya yah. Mau ngapain ke kantor, Carls?”
“Ini, ngumpul tugas” jawabku sambil melirik tugas ditanganku,
“Telat ya ngumpulnya jadi cuma bawa punya kamu?” tebak Justin, yg sialnya tepat banget
“Hehe” aku cuma bisa nyengir dengan wajah konyol dihadapannya
“Emangnya tugas apa?” tanyanya lagi, kalo aja yg lagi nanya dari tadi ini bukan Justin, sudah aku pastikan, aku akan katakan kalo dia itu banyak tanya. Tapi, karna yg ada dihadapanku ini Justin, aku tak akan katakan kalau dia banyak tanya, malahan aku senang karna aku jadi bisa dekat sama Justin.
“Bikin lagu, kelamaan cari inspirasi. Hehe”
“Oh? Boleh liat?” pinta Justin, aku mengangguk sembari memberikan kertas laguku
“Bagus, bagus banget malahan” puji Justin yg masih melihat karyaku
“Makasih Justin” kataku dengan wajah yg sudah dipastikan merah
“Lain kali, kalo ada tugas membuat lagu lagi, panggil aja aku ya” ucap Justin dan menyerahkan kembali tugasku.
“Tapi-“
“Engga apa-apa kok, aku juga suka bikin lagu” sela Justin saat aku ingin menolaknya tawarannya
“Makasih ya”
“Iya, yaudah, aku ke sana dulu ya” ucap Justin setelah kami sudah memasuki kantor. Aku mengangguk dengan senyuman yg selalu tersampir diwajahku saat bersamanya.

~

                Tak terasa sekarang aku sudah naik tingkat, selama hampir 1 tahun ini aku cukup banyak meluangkan waktu bersama Justin, ia selalu membantuku saat dosen memberi tugas membuat lagu, mengingat aku dan Justin ada dalam satu jurusan yang sama, yaitu jurusan seni, membuat kami sering bertemu. Tentang perasaanku pada Justin, masih sama, aku masih mencintainya meski tak pernah ku ungkapkan, tak apa, aku sudah cukup bahagia saat ini, asal ia selalu ada disekitarku, aku sudah tenang.

~

                “Carlynda, sore nanti jadi kan?” tanya  Justin saat aku berada dikantin bersama teman-temanku.
“Oh? Tentu!” jawabku dan mengangguk padanya.
“Oke” sahut Justin sambil mengacungkan jempolnya dan berlalu pergi
“Ehm, ada yg mau jalan nih nanti sore” goda Alliana yg berhasil membuatku salah tingkah
“Ayolah Carls! Mau sampai kapan begini terus?” tanya Laura gemas
“Apaan yg mau sampai kapan?” tanyaku heran
“Oh Tuhan, berikan sahabatku ini sedikit kecerdasan!” Laura mengangkat tangannya berdo’a pada Tuhan, aku hanya mengernyitkan keningku heran.
“Kau sudah 1 tahun kan jatuh cinta pada pangeranmu?” tanya Alliana, aku mengangguk tanda membenarkan ucapannya.
“Nah, kau mau berapa lama lagi memendam perasaanmu itu?” kini giliran Laura yg bertanya.
“Entahlah” aku menggedikkan bahuku, mengatakan secara tidak langsung bahwa aku tidak tau.

~

                Aku sudah tiba ditaman tempat aku bertemu Justin sore ini, mungkin Justin belum datang, aku memilih duduk dikursi taman sambil menunggu Justin.
“Hai” sapa seseorang saat aku baru saja duduk
“Oh, hai Justin” aku balas menyapa Justin
“Sudah lama ya?” tanya Justin, ia mengambil tempat duduk tepat disampingku.
“Tidak, aku juga baru sampai” jawabku dan menatapnya dengan senyuman
“Jadi, kau sudah punya objek untuk gambaranmu hari ini?” tanya Justin lagi, ia balas menatapku, aku mengerucutkan bibirku, berhenti memandangnya dan menggelengkan kepalaku.
“Bagaimana kau menggambar aku yg juga sedang menggambar?” usul Justin sambil memainkan alisnya, kebetulan kami mendappat tugas yg sama, yaitu menggambar
“Ide yg tidak buruk. Hahahaha” ucapku
“Okay, apalagi yg ditunggu? Let’s drawing!” seru Justin

                Sekitar hampir 1 jam berkutat dengan pensil dan kertas gambar, akhirnya tugas kami selesai. Aku tersenyum puas atas hasil gambaranku, tiba-tiba Justin merebut gambaranku dan memandanginya, seperti sedang menilai-nilai gambaranku.
“Gambar yg tidak buruk” ucap Justin mengikuti nada bicaraku saat menyebut idenya tadi tidak buruk, aku hanya menanggapinya dengan kekehan.
“Carls?” panggil Justin yg membuatku berhenti terkekeh dan kembali menatapnya
“Ya?”
“Aku boleh bertanya sesuatu?” tanya Justin, kali ini ia terlihat serius
“Ya, apa?” tanyaku balik
“Apa kau memiliki kekasih?”
Aku terdiam sesaat setelah mendengar pertanyaan Justin, aku tersenyum menanggapi pertanyaannya.
“Belum” aku menjawab singkat dan Justin langsung menolehkan kepalanya, menatapku,
“Kenapa?”
“Aku masih menunggu seseorang” ucapku tanpa memandangnya, aku masih tersenyum dan menundukkan kepalaku sejenak
“Menunggu? Sudah berapa lama?” Justin terlihat tertarik dengan obrolan ini, bahkan ia menghadapkan badannya kearahku
“Kau ini ingin tau sekali” sungutku
“Hahahaha, yaaa kalau kau tak keberatan” ia mengangkat kedua bahunya. Aku menimbang-nimbang permintaannya sebentar.
“Yah, baiklah” akhirnya kalimat itu keluar dari mulutku, ku lihat mata Justin g terlihat berbinar, aku kembali pada posisiku semula
“Sudah 1 tahun-“
“APA?!” Justin memekik tak percaya
“Justin, kau percaya tidak dengan cinta pada pandangan pertama?” aku bertanya sambil menoleh ke arahnya yg sudahh menghadap ke arahku dengan sempurna.
“Ya, aku percaya, karna cinta bisa datang kapan saja, tak terkecuali saat kau melihatnya pertama kali” jawab Justin, aku kembali tersenyum dan menghadapkan wajahku  kembali ke depan.
“Aku juga percaya akan hal itu. Karna kini aku merasakannya. Ya, apa yg ada dipikiranmu benar Justin, aku mencintainya sejak pertama kali melihatnya”
“Kau mau menceritakannya padaku?” pinta Justin lembut, aku mengangguk tanpa memandangnya.
“Saat itu aku tengah sibuk dengan kegiatanku, tak sengaja pandanganku terhenti padanya, ia begitu mempesona. Entah kenapa, rasanya seperti ada kupu-kupu yg berterbangan diperutku kala itu. Aku berdo’a pada Tuhan agar aku bisa mengenalnya dan Tuhan mendengar do’aku, Ia sunggu berbaik hati padaku, Ia mengabulkan do’aku, aku dapat mengenal lelaki itu. It’s makes me so happy” aku menceritakan kejadian saat pertama kali jatuh cinta pada Justin dengan senyuman yg semakin mengembang diwajahku.
“Semakin hari, aku semakin dekat dengannya. Ia benar-benar baik hati padaku, juga pada orang lain. Tapi, aku merasakan ada yg berbeda setiap  ia memandangku, entah ini hanya perasaanku saja atau apa. Aku tidak ingin cepat-cepat mengambil kesimpulan bahwa ia memiliki perasaan yg sama seperti yg ku rasakan padanya. Ia sangat baik pada semua orang. Aku tidak ingin terlalu percaya diri untuk mengatakan bahwa ia memiliki perasaan yg sama seperti apa yg ku rasakan. Tapi, aku juga terlalu takut untuk menghadapi  kenyataan kalau ia tidak memiliki perasaan yg sama denganku. Mungkin jika orang-orang mendengar ceritaku ini, ia akan memberi saran, ‘ungkapkan saja, setidaknya itu membuatmu lega karna telah menyampaikan perasaanmu padanya selama ini’, tapi sekali lagi aku katakan, aku takut menghadapi kenyataan jika ia tidak memiliki perasaaan yg sama denganku. Segala perhatian yg ia berikan pun berhasil membuatku melayang dan sekali lagi Justin, ak mengatakan ini” sejenak aku menatap Justin yg juga tengah menatapku dengan tatapan ingin tau.
“Aku takut jika perhatiannya yg seperti itu bukan hanya untukku. Tapi, juga untuk orang lain, mungkin aku saja yg tidak tau. Aku mungkin pengecut, terlalu takut mengatakan padanya bahwa aku menyayanginya, aku ingin memilikinya. Mungkin aku terlalu takut untuk mendengar jawabannya yg bisa saja tidak sesuai dengan harapanku. Tapi tak apa, it’s real me, Justin, with everything I have. Dan hari ini, tepat 1 tahun semenjak aku menjatuhkan hatiku padanya, tak pernah sekalipun ku ungkapkan padanya, tapi aku membiarkan mataku yg berbicara. Kau tau kan, Just? Mata tak pernah berbohong, sekalipun tak akan pernah” kembali ku tatap Justin yg masih setia mendengar ceritaku, Justin tersenyum dan mengangguk setuju atas perkataanku tadi dan senyum itu juga tercetak diwajahku, ku tatap mata indahnya sejenak dan kembali pada posisiku semula.
“Entah sampai kapan perasaan ini akan bersarang dihatiku, sudah memakan waktu 1 tahun dan ia belum juga tau tentang perasaaanku. Hati manusia bisa saja kan berubah-ubah, aku tak akan tau apa yg akan terjadi pada perasaanku besok, lusa, 1 minggu ke depan, 1 bulan yg akan datang, 1 tahun yg akan datang, atau bahkan 10 tahun yg akan datang? Aku tak akan tau, bisa saja aku bertemu lelaki lain dan jatuh cinta padanya atau aku tetap menunggu lelaki itu sampai ia sadar bahwa ada aku disini, menunggunya tanpa rasa lelah. Tapi, untuk hari ini, untk jam ini, untuk menit ini, untuk detik ini, untuk sore ini dan untuk waktu ini, aku masih dengan mantap mengatakan bahwa aku masih mencintainya setulus hatiku dan aku berharap ia akan segera tau tentang perasaanku, mungkin setelah ia tau ia akan membalas perasaanku?” aku kembali menoleh ke arah Justin seolah memberi pertanyaan padanya,
“Ya, aku selalu berharap yg terbaik untukmu, Carls. Kau tau, Carls? Aku sudah banyak mendengar wanita mengatakan bahwa lelaki itu tidak peka, tidak sadar kalau mereka, ‘para wanita’, mencintai para lelaki. Tapi, terkadang juga ada Carls, lelaki yg memang sadar kalau seorang wanita tengah menyukainya, tapi ia memilih diam karna ia ingin tau seberapa jauh wanita itu memerlukannya. Kau paham kan?” tanya Justin setelah ia menjelaskan bagaimana kemungkinan isi hati para lelaki.
“Ya, aku paham. Terimakasih sudah memberitauku” ucapku berterimakasih pada Justin.
“Emm, kalau boleh aku tau, siapa nama lelaki beruntung yg sudah membuat seorang Carlynda jatuh cinta pada pandangan pertama?” kembali Justin terlihat sangat ingin tau, tapi tak masalah, aku suka pancaran matanya ketika ia ingin tau sesuatu.
“Kau yakin benar-benar ingin tau?” aku bertanya untuk memastikan apakah ia benar-benar ingin tau. Apakah aku harus mengatakannya sekarang? Aku memikirkan apa kata Justin tadi, apa Justin sudah  sadar kalau orang  yg ku maksud dalam ceritaku tadi adalah ia? Dan kalaupun Justin sudah sadar bahwa orang itu adalah dia, apa benar ia hanya ingin tau seberapa jauh aku memerlukannya?
“Ya, aku ingin tau, sangat ingin!” seru Justin penasaran
“Baiklah” aku menarik nafas sejenak untuk menetralisir kemungkinan yg mungkin saja terjadi setelah aku mengatakan ini.
“Namanya-“
“Justin?” suara seorang wanita membuat kalimat yg sudah ingin ku ucapkan kembali tertelan.
“Jennifer?” Justin menoleh ke arah sumber suara, begitupun aku.
“Hai sayang, apa yg kau lakukan disini? Oh hai Carls!” sapa kak Jennifer saat ia melihat keberadaanku.
“Hai kak” aku menyapanya balik dengan senyum canggung, bagaimana tidak canggung, aku tengah bersama kekasihnya ditaman ini!
“Aku sedang mengerjakan tugasku, Mr. Herrich memberikan tugas menggambar dan tak disangka-sangka, Carlynda juga diberi tugas yg sama, jadi kami memutuskan untuk menggambar bersama” jelas Justin.

                Kak Jennifer berbeda jurusan dengan Justin, sudah pasti tugas yg diberi dosen pun berbeda. Aku percaya, kak Jennifer tidak akan berpikiran yg tidak-tidak tentang kami, karna ia tau bahwa aku sering terlambat mengumpul tugas karna terlalu lama mencari inspirasi, jadi ia tau kalau Justin sering membantuku mencari inspirasi. Aku cukup dekat dengan kak Jennifer, selain karna ia kekasih Justin, ia juga tetanggaku.
“Kau mau ke mana, sayang?” tanya Justin pada kak Jennifer.
Tak perlu ditanyakan apakah hatiku hancur lebur melihat ini, tak apa, aku sudah biasa melihatnya, hatiku masih cukup kuat  untuk menahan sakit ini.
“Aku ingin ke cafe di seberang jalan sana, tapi tak sengaja aku melihatmu, jadi aku ingin mengajakmu, kau mau yaaaa?” pinta kak Jennifer pada Justin, ia mengalungkan kedua tangannya pada leher Justin, cukup membuatku merasakan ada goresan-goresan yg pedih dihatiku. Ku lihat Justin mengangguk, menandakan bahwa ia akan menemani kak Jennifer ke cafe.
“Carlynda ikut juga ya? Kan makin banyak makin rame!” seru kak Jennifer, aku tersenyum lantas menggeleng, menolak ajakannya sesopan mungkin.
“Terimakasih kak, aku tidak ingin mengganggu kalian berdua” aku menjawab dengan senyuman yg kini bisa dibilang palsu.
“Astaga, jangan berpikiran seperti itu! Kami sama sekali tidak merasa terganggu jika ada kau, justru akan lebih mengasyikkan bila ada kau, ya kan sayang?” tanya kak Jennifer pada Justin, Justin menganggukkan kepalanya setuju. Kembali aku tersenyum menanggapi permintaan mereka.
“Sekali lagi terimakasih sudah mengajakku. Tapi, ini sudah terlalu sore dan badanku sudah sangat lengket, aku ingin cepat-cepat mandi. Mungkin lain kali” sekali lagi aku menolak ajakan kak Jennifer dengan sesopan mungkin.
“Hmm, baiklah kalau begitu. Eh, salam untuk mom dan dadmu yaa. Kami duluan, Carls!” ucap kak Jennifer sambil melepas kaitan tangannya di leher Justin.
“Iya, akan ku sampaikan” balasku
“Aku duluan ya, Carls. Nanti kalau ada tugas lagi, kau bisa memanggilku lagi” kini Justin yg berucap.
“Ya, aku akan memanggil kakak seniorku yg bernama Justin Drew Bieber ini kalau aku sudah kehabisan inspirasi. Hahahahahaha” ucapku diikuti tawa yg semoga saja tak terdengar dipaksakan ditelinga mereka, kak Jennifer dan Justin ikut tertawa mendengar ucapanku.
“Terimakasih ya untuk inspirasinya hari ini” ucapku lagi berterimakasih pada Justin.
“Iya, sama-sama. Nah, Carls, kami duluan ya, bye!” ucap Justin dan meraih tangan kak Jennifer untuk berjalan bersamanya. Aku masih duduk dikursi taman tempat aku dan Justin duduk tadi.

                Setelah Justin dan kak Jennifer melangkah pergi dan mereka masih bisa ku lihat, aku tersenyum memandangi Justin, mengingat ia belum sempat mendengar siapa nama lelaki yg ku tunggu selama 1 tahun ini.
“Nama lelaki itu, Justin Drew Bieber, Just”







                “If you’re the reason I’m waiting for. I want and I will to waiting you here, no matter how long it will need the time, provided that in the end everything I’ve been through it would be happiness. Happiness with you, beside me” - @rahmamedinaa

Selasa, 16 Desember 2014

kita lagi belajar nulis tantee

seorang teman itu, mungkin tidak akan selalu ada ketika kita susah namun selalu ada disaat ia memerlukan dan disaat kita senang, namun seorang sahabat, ia akan selalu ada untuk kita bagaimanapun keadaan kita, senang, sedih, suka, duka. maka dari itu, jangan pernah sia-siakan sahabat yang selalu ada untuk kita, bisa saja suatu saat ketika kita memerlukannya, ia tak ada lagi untuk kita, karna telah lelah menanti kedatangan kita yang sangat lama baginya. kemudian penyesalan itu datang menghampirimu, dan kini kau peduli padanya, namun ia sudah tak peduli. penyesalan itu pada akhirnya tak ada gunanya lagi, ia sudah pergi. kini kau sendiri seperti apa yang pernah ia rasakan dulu ketika ia menunggumu untuk datang kepadanya.

Rabu, 19 November 2014

The Symphony

  Kudorong koper sialan ini dengan terburu-buru,rodanya yg sedang tidak berfungsidengan baik mengharuskanku menoleh ke arahnya hampir setiap saat, seolah merekameminta perhatianku. Huft, sial, aku bisa saja akan ditinggal oleh supirkukalau begini. Brakk, ku rasakan aku menabrak sesuatu yg keras.
                “hey!Watch your way!”teriak seseorang yg baru saja aku tabrak.
sorry”, sahutku danberlalu pergi begitu saja tanpa tau siapa yg baru saja ku tabrak, aku sudahtidak punya banyak waktu.
heh! Kau tidak sopan sekali!”ucap suara itu lagi, tak lihat kah dia aku sedang terburu-buru danmengalami sedikit masalah dengan koper sialan ini?!
“setidaknya aku sudah minta maafdan maaf aku tidak punya banyak waktu untuk berdebat denganmu” ucapku setelahberbalik ke sumber suara yg masih saja bergumam tidak jelas ini.
“kau memang tidak tau sopansantun, setidaknya kau membantuku untuk memungut barang-barangku yg terjatuh,bukannya tetap melangkah dengan wajah tak berdosa seperti itu” sahut lelakibawel dihadapanku ini, bahkan aku pun tidak tau bahwa barang-barangnyaterjatuh.
“baiklah, baik. Tapi, sekarangbarangmu sudah kau pungut kan? Aku harus pergi sekarang dan sekali lagi maaf”jawabku dan berbalik, kali ini kalaupun ia berkata sesuatu lagi, aku tidak akanberpaling sedikitpun.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“kau pasti sudah lama menungguku,maafkan aku. Tadi ada orang tidak waras yg ku tabrak” ucapku saat menemukansupir yg disuruh Dad untuk menjemputku.
“orang tidak waras?” Jasonmenyahut dengan bingung, dia bodyguard yg dibayar Dad untuk menjagaku agartidak kabur kemana-mana, dan 5 temannya mungkin sedang berada dirumah. Sebenarnya sangat membosankan saatpertama kali bertemu Jason dan teman-temannya, mereka selalu mengikutiku-yamemang itu tugas mereka- agar aku tidak kabur lagi. Aku dulu sempat kabur darirumah karena tidak diizinkan jalan-jalan, sepele memang.
“yap, ‘tidak waras’” jawabkupenuh penekanan pada dua kata terakhirku.
“maksudmu gila?” Tanya Jason lagisaat kami baru saja masuk ke dalam mobil.
“menurutmu?” jawabku balasbertanya.
Ia baru saja akan membukamulutnya untuk menjawab perkataanku tapi langsung aku sela, “sudahlah, Jason,kau tak perlu memikirkannya. Aku hanya bercanda, kalaupun aku tidak bercanda,sudah ku pastikan aku berteriak histeris saat tertabrak orang tidak waras”jelasku. Terlihat Jason yg mengangguk-angguk mengerti.
“carls, kau mau langsung pulangatau ada tempat yg ingin kau singgahi dulu?” Tanya Jason lagi, dia memangbawel, dan jangan heran kalau Jason memanggil namaku, aku tidak ingin dipanggilnona oleh mereka, itu berlebihan, ya meskipun usia mereka tidak terbilang muda,tapi tetap saja, aku tidak ingin dipanggil nona oleh mereka.
“ku rasa aku ingin langsung kerumah saja. Kau tau, 1 minggu di Inggris membuatku merindukan kamarku” jawabkudengan kekehan diakhir kataku.
“tidak merindukanku?” Tanya Jasonyg berhasil membuatku tertawa, dia sudah ku anggap temanku.
“untuk apa merindukanmu? Apauntungnya?” balasku masih dengan kekehan geli.
“aku kan patut untuk dirindukan”jawab Jason dengan nada manja dan bibir yg dimajukan, uh, dia ini bodyguardatau apa sih?
“baiklah, aku merindukanmu, oke?Dan jangan tunjukkan wajah jelek seperti itu lagi dihadapanku” ucapku yg makinkeras tertawa.
“heh, jangan bilang wajahkujelek. Begini-begini banyak yg menginginkanku untuk menjadi pasangannya!”sungut Jason yg makin menekuk wajahnya, ia membalikkan wajahnya kearah depan,sehingga aku yg duduk dikursi bagian belakang ini tak dapat melihat wajahmenggelikannya lagi.
“benarkah banyak yg menyukaimu?Aku ragu akan hal itu” sahutku yg masih ingin mengerjainya.
“tidak mungkin ada yg dapatmenolak pesonaku” jawab Jason dan ia kembali membalikkan badannya kearahku. Iamengedipkan sebelah matanya, Jason benar, tak ada yg dapat menolak pesonanya,akupun tak dapat menolaknya. Tatapan matanya itu membuat hampir semua orang speechless.
“benarkan aku?” ucap Jason lagiyg tidak mendapat sahutan apapun dariku sedari tadi.
“a..emm..ti..tidak juga. Buktinyaaku tidak tertarik padamu!” ucapku, masih tidak mau kalah.
“katakan saja kalau kau diam-diammengagumiku” ucap Jason dan ia kembali mengerlingkan matanya kearahku, uhJason! Akan ku bunuh kau. Saat ku rasa mobil sudah berhenti, tanpa menjawabperkataan Jason lagi, aku langsung keluar mobil dengan wajah merah padam karenakehabisan kata-kata untuk melawannya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“aku pulang!” seruku saat barusaja menginjakkan kaki dirumahku.
“hey, sweetheart” panggil Mom ygkeluar dari dapur.
“hai Mom” jawabku sembarimembalas pelukannya.
“liburan yg menyenangkan,eh?”Tanya Mom, menggoda, aku tau.
“tentu saja, tapi Mom, aku sangatlelah, jadi bolehkah anak gadismu ini kembali kekamarnya?” candaku.
“yap, istirahat lah, sayang” ucapMom seraya mengecup keningku.
“I will, Mom” ucapku dan beranjakmenaiki anak tangga.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Hey Carlynda!” seru Alliana ygbaru saja menaruh tasnya diatas mejanya.
“Hey” sahutku sambilmenyunggingkan senyumku pada temanku yg satu ini.
“Ku dengar hari ini kita akankedatangan murid baru” ujarnya sambil meletakkan dagunya di mejaku.
“Benarkah?” aku tidak tau lagiharus merespon apa, jadi hanya kata-kata itu yg keluar dari mulutku.
“Yap, dan kau tau apa lagi?”tanyanya seolah memberiku tebak-tebakkan.
“Apa?” tanyaku balik, terkesantidak ingin tau memang, tapi bagaimanapun aku tidak ingin tau, Alliana pastiakan menceritakannya padaku.
“Dia pindahan dari Inggris! Bisakau bayangkan itu?” serunya dengan wajah berseri-seri, entah apa yg membuatnyabegitu bersemangat pagi ini. Mungkin dia salah meminum obatnya, mungkin.
“Ya, bisa ku bayangkan” sahutkumasih dengan nada datar.
“Bagaimana kau dengan Mike?”tanyaku, kali ini baru aku terlihat ingin tau. Alliana dan Mike adalah sepasangkekasih yg sudah cukup lama menjalin hubungan, namun ku dengar dari Allianabahwa Mike kepergok sedang selingkuh dihadapannya.
“Kami sudah berakhir, Carls”jawab Alliana, kini ia terlihat lesu dan aku yg terlihat berseri-seri. Bukan,bukannya aku senang melihat temanku-sahabatku- sedih seperti ini. Tapi,tindakan Ana-panggilanku untuknya- memang benar.
“Tindakan yg bagus, Ana!” serukuyg kini bersemangat.
“Apa bagusnya? Kau senangmelihatku kehilangan hampir setengah bagian hidupku?” protesnya, Ana belumpaham sekarang.
“Bukannya aku senang melihatmu ygsudah hampir seperti mayat hidup jika mengingatnya. Tapi, tindakanmu benar,Ana. Tidak ada yg salah dalam tindakanmu. Kau memang harus memberi pelajaranuntuknya. Dia sudah keterlaluan, bahkan lebih memilih gadis murahan itudibanding kau. Tindakan yg sangat bagus jika kau memutuskannya. Kau berhakmendapatkan laki-laki yg lebih baik darinya. Sekarang jangan sedih lagi, oke?Ada aku” ucapku panjang lebar, terdengar seperti nasehat memang, tapi itumemang nasehat untuknya.
“Ah Carls! Kau memang sahabatkuyg paliiiing pengertian!” seru Ana yg kembali bersemangat.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Baik anak-anak, hari ini kita kedatanganmurid baru” ucap guru yg baru saja memasuki kelasku.
Ku lihat seorang anak laki-lakiberjalan memasuki kelas, dia lumayan tampan. Seluruh gadis dikelasku melihatnyadengan tatapan kagum, tapi tidak denganku, aku merasa tidak asing dengan wajahini, siapa dia?
“Hi guys, my name is CodyMcCartney. You can call me Cody. I hope we can be a good friends” ucap Codysaat ia memperkenalkan dirinya.
“Haaai Cody” ucap hampir seluruhgadis kelasku, uh tidak tau malu.
“Yap, Cody, kau duduk disampingCarlynda” perintah Mrs. Herich dengan nada yg lembut.
Apa? Aku tak salah dengar? Laki-lakiini duduk disampingku?
Ia berjalan dengan santai ke arahkursi disampingku dan duduk tepat disampingku, biar ku ulangi TEPATDISAMPINGKU!
“Hi” sapanya padaku.
“Hmm” sahutku sekenanya.
“Kau berhutang memungutbarang-barangku” ucapnya enteng. Hah? Sejak kapan aku menjatuhkanbarang-barangnya? Oh jangan-jangan?!
“Benar tebakanku, kau lupa dengankejadian saat itu. Kau menabrakku dan hanya berkata sorry” jelas Codydengan nada suara yg mengikuti intonasi perkataanku saat itu.
“Oh, pantas aku merasa pernahbertemu denganmu” ucapku yg tak kalah santai dengannya.
“Nah, kau sudah ingatkan?Baguslah kalau begitu. Jadi aku tidak perlu susah-susah mengingatkanmu. Danhukumanmu untuk kesalahanmu kala itu adalah harus ikut ke manapun aku pergi”ucap Cody dengan nada yg jauh lebih santai dari tadi.
What?! Apa katanya?!Mengikutinya?! Kemanapun?! Memangnya dia siapa?!
“Aku tidak mau!” seruku dengansuara yg masih bisa ku tahan untuk tidak berteriak.
“Mau tidak mau, kau harus mau.Karena aku tidak mau tau, kau harus mau, sekalipun itu terpaksa” ucapnya ygmasih bersikeras dengan ‘hukumannya’ untukku. Lebih baik aku memperhatikan Mrs.Herich dari pada mendengarnya mengoceh, benarkan, dia tidak waras.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Bel istirahat baru sajaberdentang, tapi herannya tak ada satu pun gadis kelasku yg beranjak keluarkelas, biasanya mereka akan segera berhamburan keluar kelas seperti semut yg barukeluar dari sarangnya. Oh, aku lupa, sekarang ada Cody yg digilai oleh mereka,uh menjijikkan. Aku baru saja selesai merapikan mejaku saat ku rasakan sebuahtangan menarik tanganku dan membawa ku keluar kelas dengan langkah yg tidakdibilang pelan. Oh, lelaki tidak waras ini lagi.
“Heh! Kau mau menarikku kemana?!”protesku sambil berusaha menarik tanganku dari cengkramannya.
“Jangan protes, ikut saja akukemanapun aku mau. Kau kan harus membayar hutangmu” sahutnya dengan nadadinginnya.
“Baiklah baik, hanya untuk hariini” ucapku akhirnya menyerah.
“Siapa bilang hanya hari ini? Kauakan begini selama 2 minggu” ucapnya lagi.
“WHAT?! 2 MINGGU?! KAU GILA?!”seruku yg segera menghentikan langkahku, ia pun ikut terhenti.
“2 minggu hanya untuk kesalahankuyg tidak membantu memungut barang-barangmu?! Kau berlebihan!” ucapku masihberseru, bahkan siswa-siswi yg berlalu lalang disekitar kami memperhatikankami.
“Tidak, aku tidak berlebihan. Itusudah adil” Astaga, ternyata wajah memang tidak menunjukkan orang itu baik atautidak, contohnya manusia dihadapanku sekarang ini, wajah rupawan – ya ku akuiia tampan – tapi lihat kelakuannya? Benar-benar menyebalkan.
“Ah! Terserah kau saja!” ucapkuakhirnya, tidak ingin berdebat ditengah umum seperti ini. Ia tersenyum – kuakui senyumnya manis – dan kembali menarik tanganku, entah ia ingin membawa kuke mana.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku tengah berada di tamanbersama Cody. Huft, aku masih menjalani hukuman konyolnya itu. Bagaimana tidakkonyol? Bayangkan saja, setelah hari dimana ia menjatuhkanku vonis untukmengikutinya kemanapun, ia menjemputku tiap pagi dan mengantarku ke manapun akupergi. Dan karena tingkahnya itu, aku harus diinterogasi oleh Dad dan Mom,mereka mengira Cody adalah pacarku. Astaga, bunuh aku! Dan aku harus mendapattatapan tidak suka dari gadis-gadis dikelasku, tapi tidak dengan Ana dan Laura.Mereka masih memandangku dengan tatapan lembut seperti biasanya.
“Heh, kenapa kau diam saja?”Tanya Cody bingung, memang, biasanya aku selalu berceloteh, menceritakan apapunitu.
“Ada yg kau pikirkan?” Tanya Codylagi, namun nadanya melembut kali ini. Aku menggeleng, tidak inginmemberitahunya.
“Jangan bohong, aku tau kausedang memikirkan sesuatu. Cerita saja, biasanya kau juga cerita, malah tanpaku suruh” ucapnya yg secara tidak sengaja – ku pikir ia sengaja – mengejekku.
“Entahlah, kau tau. Aku tidaksuka dengan tatapan siswi dikelas. Tatapan mereka seolah ingin menerkamku, itumenyeramkan. Seperti – mereka ingin memakanku hidup-hidup” ceritaku akhirnya.
“Anggap saja mereka tidakmemandangmu” sahut Cody santai.
“Kau bisa mengatakan seperti itukarena kau tidak diposisiku! Coba saja kau diposisiku” sungutku padanya. Akumelipat kedua tanganku didepan dada dan menggembungkan pipiku, memberitahunyakalau aku tengah marah padanya.
“Baiklah, aku memang tidak beradadiposisimu, ku pastikan lusa mereka tidak memandangmu seperti itu lagi” ucapCody mengusap pundakku dengan tangan besarnya.
“Mau es krim?” Tawar Cody. Aku menganggukcepat dengan senyum yg sudah mengembang.
“Tunggu disini sebentar” ucapnyalagi dan beranjak meninggalkanku dikursi taman. Tak lama, ia kembali dengan 2cup es krim ditangannya.
“Ini” ucapnya sembari memberikan1 cup es krim coklat padaku.
“Terimakasih” ucapku dengansenyum malu.
“Kau ada acara besok?” suara Codykembali menggema memasuki gendang telingaku. Aku menggeleng sebagai jawaban.
“Memangnya kenapa?” Tanyaku ygmelihat ia mengangguk-angguk tak jelas.
“Bagaimana kalau kita menontonsebuah film?” ucapnya excited. Aku mengkerutkan keningku bingung.
“Menonton?” tanyaku bingung tanpamenghilangkan kerutan dikeningku.
“Yap, nonton! Bagaimana? Kudengar ada film bagus!” ucapnya yg masih terdengar excited ditelingaku.
“Bagaimana? Bagaimana? Mau saja yaaah,pleaaasssseee!” pintanya memelas dengan wajah puppy facenya. Aku menganggukragu untuk menerima ajakannya.
“Haaa, kau siap-siap yah besok!Jam 2 siang ku jemput” ucapnya dan kembali melahap ice creamnya. Aku hanyamengangguk-angguk.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNTIN TIN TIIIIIIIIINNN’
Sebuah suara klakson mobilrongsokan itu masuk ke gendang telingaku yg tengah mengikat rambutku menjadikuncir kuda. Dan bodohnya orang yg membunyikan klaskson itu menghancurkankuncir kudaku yg sudah rapi. Sumpah serapah ku keluarkan untuk laki-laki tidakwaras itu.
TIIIIIIIIIIIIIIIINNN TIN TINTIN TIN TIIIIIIIIIIIIIIINNN’ kali ini terdengar lebih keras dari yg tadi.Ah Cody! Awas saja kau! Akan ku hancurkan klakson mobilmu!
Ku dengar iPhoneku berdering,menggema ke seluruh kamarku. Ku lihat nama yg tertera disana, oh oke, orangbodoh ini lagi.
“Tunggu sebentar bodoh! Bisakahkau lebih sabar?!” semburku langsung saat menerima panggilan darinya.
“Heh nenek sihir, lama sekali!Seperti wanita saja!” sungutnya.
“Heh, aku memang wanita!” serukuditelpon. Aku melangkah cepat menuruni satu persatu anak tangga.
“Oh, jadi selama ini aku salahpengertian ya. Ku pikir kau laki-laki” jawabnya santai dari seberang telponsana. Huh! Awas kau Cody! Tanpa menjawab perkataanya, aku mematikan sambungantelpon kami dan melangkah lebih cepat.
Terlihat Cody yg tengah berdirididepan mobil yg menyandang nama Lamborghini ini. Memang mobilnya termasukdalam deretan mobil mahal, tapi jika dia membunyikan klaksonnya seperti tadi,maka mobilnya akan segera masuk kedalam golongan mobil rongsokan.
“Lama sekali” gerutunya saat akubaru saja tiba didepannya.
“Aku wanita, wajar saja” ucapkumembela diri.
“Yaaaa terserah kau saja, ayocepat masuk!” perintahnya yg sudah berada didepan pintu mobil bagian kemudi.Tanpa ba-bi-bu lagi aku melangkah masuk kedalam mobilnya, mengambil tempattepat disampingnya.
Selama diperjalanan hanya adapembicaraan-pembicaraan ringan diantara kami, sesekali aku harus berebutkesempatan untuk menekan tombol music dengan Cody, lagu yg ia sukai sungguhberbeda dengan genre lagu yg aku suka. Ia menyukai Rock sedangkan aku R&B.
Tak lama, kami tiba di tempattujuan. Aku melangkah berdampingan dengan Cody, ia meraih tanganku dalamgenggamannya, mungkin karena langkahku yg lambat atau mungkin langkahnya ygterlalu cepat.
“Heh, bisakah kau lebih pelansedikit?!” seruku yg kelelahan mengikuti langkahnya.
“Tidak, kita bisa kehabisan tiketkalau aku mengikuti langkah siputmu” sahutnya, masih dengan nada dingin danwajah datar seperti biasa. Menyebalkan.
Kami masuk menuju bioskop, banyakorang disini,  tentu saja, mungkin adafilm yg bagus?
Ku tunggu Cody yg tengah membelitiket, ku pandangi ia dari kejauhan. Sebenarnya Cody tampan, bahkan sangat,postur tubuhnya yg atletis dan senyum manisnya itu. Oh sungguh, siapa yg tidakjatuh cin – apa? Apa yg tengah aku pikirkan? Oh otakku sedang ada gangguan, akujadi berpikiran ngelantur seperti ini.
“Nah, film ini akan mulai sebentarlagi. Jika tadi kau telat sedikit saja, mungkin kita akan kehabisan tiket”celoteh Cody yg baru saja berdiri sempurna dihadapanku. Aku hanya memutar bolamataku jengah mendengar celotehannya. Aku baru 1 minggu menjalani hukumanku,telingaku sudah sakit mendengar ia berceloteh – bergumam tidak jelas – sepertiitu. Bagaimana nasib telingaku 1 minggu ke depan?!
“Ayo kita masuk” ucapnya lagi,kini menarik tanganku, menggenggamnya erat.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Cody sialan! Ia mengajakkkumenonton film horror! Tak tau kah ia kalau aku takut?! Ia hanya terkekeh geli –bahkan tertawa – saat melihatku hampir mengeluarkan bola mataku karenaterkejut. Aku melangkah lebih dulu darinya, aku marah dengannya. Biarkan sajaia lelah mengikutiku, salah siapa mengajakku menonton film tidak bermutuseperti itu?
“Hey, jangan marah seperti itu!Aku kan tak tau kau penakut. Tapi, sebenarnya aku tak menyangka kau yg galakseperti ini takut dengan cerita seperti itu” dia ini ingin minta maaf ataumengajak perang sih?
Aku masih diam, melipat keduatanganku didepan dada dengan wajah yg ditekuk.
“Baiklaaah, maafkan aku. Kau mauku belikan apa? Atau kau mau aku melakukan apa agar kau tidak marah lagi?”Tanya Cody padaku.
“Aaaaaa Cody!!! Kau sungguhmenyebalkan!!!” seruku yg kemudian berbalik menghadapnya, memukul dadabidangnya.
“Aw! Hentikan, Carls! Itu sakit,astaga! Kau mengerikan!” serunya memohon. Biarkan saja, aku tengah marahpadanya, aku tidak peduli dengan orang yg tengah memandangi kami heran.
“Heh, hentikan!” serunya lagi,kali ini ia menahan tanganku dan menguncinya didalam cengkramannya. Kuberanikan untuk memandangnya yg lebih tinggi dariku.
Aku terpaku untuk beberapa saatmemandangi wajahnya yg terpahat hampir sempurna itu, mata biru lautnya, akubaru tau warna matanya sangat indah. Pandangan itu seolah mengunciku untuktidak memandang kemanapun. Jantungku berpacu dengan cepat, oh ku harap Cody takmendengarnya.
“Hentikan, oke?” suaranyamembuyarkan lamunanku akan kesempurnaannya.
“Kau menyebalkan” gerutuku ygmasih tak bisa menerima atas film yg dipilihnya tadi.
“Aku minta maaf, bagaimana kalaukita bermain?” tawar Cody, ia memainkan kedua alisnya dihadapanku, tangankumasih dalam kuasanya. Aku mengangguk setuju, mungkin bermain dapat menetralisirdegup jantungku yg entah kenapa berubah menjadi tak karuan ini.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINNNNTIN TIN TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIINN’
Suara klakson dari mobil rongsokanitu lagi, benar-benar menghancurkan moodku pagi ini.
“Bisakah kau tidak membunyikanklakson dari mobil rongsokanmu ini? Itu sangat mengganggu pendengaranku. Kaumau aku tidak bisa mendengar lagi hanya karena bunyi klaksonmu ini?” sungutkusaat aku baru saja masuk ke dalam mobil Cody.
“Jika tidak seperti itu, kautidak akan keluar dengan cepat” aku mendengus mendengar jawabannya. Dia ygbodoh atau aku yg terlalu pintar sih? Dia hidup dizaman batu memangnya? Kansudah ada handphone, dia bisa menghubungiku.
“Baiklah, terserah kau saja.Cepat, aku tidak mau terlambat hanya karena ulahmu” ucapku dengan nada cuek ygkentara.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku baru saja memasuki kelasku,dan seluruh siswi didalam kelas ini sudah menghujaniku dengan tatapanmengerikan mereka. Pandangan mereka tertuju pada tanganku yg berada dalamgenggaman Cody, aku menoleh ke arah Cody sembari berusaha menarik tanganku darigenggamannya. Aku tidak ingin mati hanya karena mendapatkan tatapan seperti inisetiap bertemu mereka.
“Cody” bisikku, kami masihberdiri diambang pintu.
“Apa?” sahutnya santai. Hhh, diamemang tidak peka sama sekali.
“Lepaskan tanganmu, bodoh! Sudahku bilangkan kalau aku tidak ingin dipandang seperti ini?!” gerutuku, bukannyamelepaskan genggamannya, Cody malah melangkah masuk ke dalam kelas dan berhentitepat didepan seluruh siswa dan siswi dikelas.
“Apa yg kalian lihat?” Tanya Codyacuh tak acuh. Huh! Dia akan membuatku berada dalam masalah.
“Ini?” tanyanya lagi danmengangkat tangannya dan tanganku yg masih saling berkaitan satu sama lain.
“Untuk apa kalian memandang inisampai begitu? Ini kan hal wajar yg dilakukan sepasang kekasih. Carlyndakekasihku, jadi wajar kalau aku menggenggam tangannya” mataku membulat sempurnasaat mendengar penuturan Cody yg diluar akal sehatku. Aku bahkan belum bisamencerna seluruh perkataannya.
Ku pandangi seluruh siswa dansiswi didalam kelasku, mereka terdiam dengan wajah yg tidak dapat dijabarkandengan kata-kata. Lalu, dengan langkah yg santai Cody menarikku menuju tempatduduk kami. Di sepanjang jalan itu pula, tatapan seluruh siswa dan siswidikelas tidak luput dari aku dan Cody. Bodoh!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Kau kenapa berkata sepertiitu?!” seruku saat hanya ada aku dan Cody didalam kelas. Siswa yg lain tengahberada diluar kelas, ini adalah jam istirahat.
“Jika tidak begitu, mereka akantetap memandangmu seperti itu. Kalau sudah ku katakan seperti tadi, pastimereka paham kenapa kau selalu bersamaku” jelas Cody. Oh Cody! Kau membuatkumakin bingung dengan perasaanku!
“Kau tidak marah kan?” tanyanyadan berlutut dihadapank, ia meraih jemariku dan menggenggamnya erat, memberikehangatan yg segera menjalar ke seluruh tubuhku. Ku pandangi ia dari atassini, oh Tuhan, ku rasa aku telah jatuh cinta dengan makhluk-Mu yg satu ini. Iasungguh sempurna dimataku, dengan mata biru laut yg menghanyutkan. Seolah adaketenangan setiap kali aku memandangnya. Cody masih terdiam diposisinya, memandangikudengan pandangannya yg menusuk sampai retina mataku.
Aku menggeleng, mengatakanpadanya bahwa aku tidak marah. Sama sekali tidak. Bagaimana mungkin aku marahdengannya?
“Tidak, aku tidak marah” ucapkupada akhirnya.
“Baguslah, aku melakukan iniuntuk melindungimu” bisiknya yg masih dapat ku dengar dengan jelas.
“Terimakasih telah melindungiku”sahutku, berterimakasih. Memang itu yg harus ku lakukan.
“Nah, bagaimana kalau kita kekantin? Aku deh yg bayar” serunya dengan senyuman yg menampilkan deretan gigiputihnya. Aku tersenyum dan mengangguk kuat. Menyetujui permintaannya. Iamenjulurkan tangannya dan dengan senang hati ku sambut.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
1 hari lagi hukumanku akanberakhir. Apakah setelah hari ini aku masih bisa bersamanya? Tertawa danmelakukan banyak hal bersamanya lagi? Ku harap begitu.
“Hey, kau kenapa?” Tanya Jason ygbingung melihatku yg sedari tadi terdiam memandangi langit malam.
“Jason, apa kau pernah jatuhcinta?” tanyaku balik.
“Ya, pernah. Haa, biar ku tebak,kau tengah jatuh cinta, eh?” tebaknya yg sungguh kelewat tepat.
“Ya, tapi aku tak tau apakah iajuga rasakan hal yg sama padaku” aku mulai bercerita.
“Kau ingat seseorang yg ku bilangtidak waras saat di bandara?” tanyaku dan menoleh ke arah Jason yg sudah dudukditepi ranjangku.
“Aku masih ingat” sahutnya, akutersenyum mendengar jawaban Jason.
“Aku jatuh cinta padanya. Orangyg ku bilang tidak waras. Ia masuk ke sekolahku dan berada dikelasku, sialnyalagi, ia duduk tepat disebelahku. Ia masih wajahku, wajah orang yg menabraknyakala itu. Lalu, tiba-tiba dia berkata kalau aku harus menjalani hukumanku, akuyg tidak tau apa-apa hanya memandangnya bingung. Ia menjelaskan kejadian kalaitu padaku, dan ia bilang hukuman yg harus ku lalui ialah mengikutinyakemanapun ia pergi selama 2 minggu. Gila bukan? Tapi dari hukuman itu lah akudiam-diam mencintainya. Aku baru menyadari perasaan ini saat hukumanku hanyatersisa 1 minggu. Aku sudah banyak menceritakan banyak hal padanya, ia pernahbertanya padaku, apakah aku tengah menyukai seseorang. Aku, aku bingung harusmengatakan apa, jadi aku hanya mengangguk sebagai jawaban” ku lirik Jason ygmasih setia mendengar ceritaku dengan senyum manis diwajahnya.
“Ia bersikap sungguh manispadaku. Aku tak dapat menghapus perasaanku padanya. Hukumanku tinggal 1 harilagi, besok adalah hari terakhir hukumanku. Rencananya aku dan Cody akan pergike taman seperti biasa. Menghabiskan waktu disana, kami akan memandangi langitdan sesekali aku bersenandung kecil. Aku tidak bisa melupakannya, Jason. Akuterlalu takut menghadapi hari besok, aku takut jika besok berakhir, maka takada lagi hari-hari indah seperti 2 minggu ini” ucapku menyelesaikan ceritaku.
“Aku mungkin tidak beradadiposisimu sekarang. Tapi, kau harus berusaha untuk tetap bersamanya setelahhari besok, meskipun hukumanmu sudah selesai. Setidaknya kalian masih bisasaling berteman” Jason menanggapi ceritaku dengan baik. Ia berdiri dariduduknya dan berjalan kearahku.
“Sebaiknya kau tidur, agar besokmemiliki banyak waktu bersama Cody. Jangan buat tubuhmu sakit karena kurangtidur” ujar Jason menasehatiku dan menuntunku ke ranjang. Dia bodyguard danteman yg baik.
                “Baiklah,selamat malam dan selamat tidur, Carls” ucapnya sekali lagi sebelum mematikanlampu kamarku dan pergi keluar kamar.
                “Ya,malam, Jason” sahutku sambil memejamkan mataku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Kau tau? Aku merasa, aku tidakingin mengakhiri hari ini” ucap Cody saat terjadi keheningan yg cukup lamadiantara kami.
“Kenapa?” tanyaku heran.
“Aku tidak ingin hari iniberakhir karena hari ini hukumanku padamu berakhir. Aku takut, besok kau danaku tidak bisa seperti ini lagi. Menghabiskan banyak waktu bersama” tutur Codyyg membuatku tertegun, aku ingin mengatakan bahwa aku juga tidak ingin hari iniberakhir, aku ingin mengatakan kalau aku ingin Cody menambah hukumanku, tapirasanya lidahku terlalu kelu untuk berkata-kata.
“Ehm, by the way, sebentar lagikelulusan. Kau akan kuliah dimana?” Tanya Cody setelah aku sama sekali tidakmerespon perkataannya tadi.
“Kalau kau dimana?” tanyakubalik.
“Carls, aku bertanya padamu,kenapa kau bertanya balik?” protes Cody.
“Tidak, aku hanya ingin tau”sahutku santai. Ia menjatuhkan kepalanya dibahu sebelah kananku, secaraotomatis aku memandangnya, tindakannya membuatku harus menahan nafasku,berharap ia tidak mendengar degup jantungku yg semakin keras.
“Ku rasa aku akan masukuniversitas kedokteran” gumamnya.
“Aku juga akan masuk universitaskedokteran” sahutku spontan. Cody menegakkan kepalanya tiba-tiba dengan wajahsumringah.
“Ada apa?” tanyaku heran akansikapnya yg tiba-tiba.
“Bagaimana kalau kita masukuniversitas yg sama?” pintanya excited. Aku mengangguk mengiyakanpermintaannya.
“Ah terimakasih!!!” ia berserusenang dan tanpa diduga-duga ia memelukku erat. Aku terdiam, merasakankehangatan yg menjalar diseluruh tubuhku.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Carls, kan kau sudah lulus.Ini, aku membawakan brosur tentang jurusan hukum. Kan kau dulu mau masukjurusan hukum” ucap Jason yg baru saja masuk ke kamarku dan memberiku beberapabrosur tentang jurusan hukum.
“Emm, terimakasih Jason. Tapi,aku berubah pikiran, aku akan masuk jurusan kedokteran” sahutku sembarimembolak-balikkan brosur yg diberikan Jason tadi. Jason terdiam ditempatnya.
“Loh? Bukannya kau benci jurusankedokteran? Kau bilang kau tidak ingin berurusan dengan jarum suntik, darah danbenda-benda medis lainnya. Belum lagi, kau kan sudah bermimpi menjadi pengacarasejak kecil, kenapa tiba-tiba berubah begini?” Tanya Jason terheran-heran.
“Entahlah Jason, aku juga tidaktau” jawabku sekenanya.
“Dan bukankah kau phobia jarumsuntik?” Tanya Jason mencoba memastikan. Jason benar, aku phobia jarum suntik,tapi jika dengan masuk jurusan kedokteran membuatku masih bisa bertemu Cody,aku akan lakukan hal itu. Meskipun aku harus mengabaikan mimpi dan ambisikusemenjak kecil, demi Cody, apapun itu akan ku lakukan.
“Baiklah kalau itu maumu, aku hanyaheran saja” Jason kembali berucap, masih dengan nada bingung yg terdengarbegitu kentara.
Jason beranjak dari tepiranjangku dan melangkah keluar, meninggalkanku sendiri didalam kamar. Akuterdiam, memikirkan Cody. Memimpikan suatu hari ia akan menjadi milikku,membuat duniaku terasa sempurna. Namun, apakah aku ada dimimpinya? Apakah iamemimpikanku seperti aku memimpikannya hampir setiap malam? Apakah dihatinyaterukir namaku seperti hatiku yg telah terukir jelas namanya? Pertanyaan itumenghantuiku beberapa hari ini. Cody telah mengetahui segala ceritaku, ia telahmendengar senandung hidupku. Aku telah mengabaikan mimpi dan ambisi yg telah kubangun sejak kecil hanya demi Cody.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku melangkah bersama Codymemasuki ruang kuliah kami hari ini, tidak disangka, ternyata Alliana jugameneruskan pendidikannya disini. Kami sering menghabiskan waktu bersama,mengerjakan tugas bersama. Kami sudah menjalani hampir 2 tahun di universitasini, uh benar-benar mengerikan ketika pertama kali masuk disini! Benda-benda ygsedari dulu aku hindari, kini harus bergelut denganku setiap hari. Kadang akuhampir putus asa, namun Cody terus memberiku semangat, hanya dia alasan mengapaaku bertahan di universitas ini. Tentang perasaanku? Aku masih menyimpannyadengan sangat rapat dihatiku, aku berharap secepatnya tau apa yg Cody rasakanpadaku selama ini. Aku telah memendam perasaan ini hampir 3 tahun, dan akumasih bertahan untuk memperjuangkannya. Kadang aku merasa iri dengan Laura, iamemilih jurusan hukum, dulu kami sama-sama ingin masuk jurusan hukum, namunkini hanya dia sendiri yg berada dijurusan itu. Laura dapat menggapaicita-citanya sedari dulu, sedangkan aku? Aku mengabaikan apa yg ku inginkan daridulu, padahal peluangku cukup besar untuk menggapai cita-citaku menjadipengacara. Namun, sekali lagi, demi Cody, apapun itu.
“Heh! Kenapa kau diam saja? Kaumendengarkan aku tidak sih?” sungut Cody yg tengah duduk disampingku, ku rasaaku melewatkan ocehannya.
“Kau bicara apa memang?” tanyakudengan wajah yg ku pastikan ini adalah wajah terbodoh yg pernah ada.
“Astaga Carls! Aku sudah bicarapanjang lebar dan kau tidak mendengarkan sedikit pun? Hell, kill me now!” Codyberseru gemas, aku masih memandanginya dengan tampang bodohku.
“Aku bilang, apakah menurutmuaku cocok dengan Alliana?” tanyanya yg seketika membuatku seperti disengatpetir.
“Apa? Apa katamu? Bisa kauulangi?” aku mencoba untuk memastikan.
“Menurutmu, aku cocok tidakdengan Alliana? Aku menyukainya semenjak aku pertama kali masuk saat aku pindahdulu” ucapnya menjelaskan. Hell Cody! Kenapa kau mendekatiku jika kau menyukaiAlliana? Apa maksudnya sikapmu selama ini?!
“Bagaimana?” Cody kembalibertanya tak sabaran.
“Ah, eh, ya, ku – ku rasa cocok”ucapku terbata-bata, lidahku seakan kelu untuk mengatakan hal lain, ini diluardugaanku, ku pikir ia memiliki perasaan yg sama selama ini.
“Benarkah? Ah! Kau memangsahabatku yg paling baik, hari ini aku akan menyatakan perasaanku padanya!”seru Cody senang, sangat senang bahkan. Aku hanya dapat tersenyum tipismenanggapinya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Carls!” ku dengar seseorangmemanggilku, suara yg sudah sangat ku hafal, bahkan diluar otakku.
“Pagi Carls!” serunyabersemangat.
“Pagi Cody” jawabku yg mungkinsaja terdengar lesu.
“Kau kenapa? Sakit? Kalau sakitkenapa masih dipaksakan masuk?” Tanya Cody terdengar khawatir. Huft, tetap sajakekhawatirannya pasti tidak sama jika Alliana yg berada diposisiku sekarang.
“Tidak, aku hanya sedang tidakenak badan” ucapku, berbohong, tentu. Aku tidak ingin dia tau kalau aku tengahdilanda kesedihan yg mungkin saja tak berujung, dan penyebab utama kesedihankuadalah dia.
“Kita ke UKS saja ya” tawarCody, aku menggeleng, Cody mengambil tempat duduk didepanku, memandangikusecara detail.
“Aku baik-baik saja, Cody. Bagaimanaacara kau dengan Alliana tadi malam?” pertanyaan itu secara otomatis keluardari mulutku.
“Ah! Kau tau? Ia menerimaku!!!! Kautak tau betapa senangnya aku sekarang!!!” seru Cody kelewat senang. Aku ikuttersenyum tipis, senyuman palsu.
“Aku turut senang” lirihku. Codytidak tau bahwa disini, dihatiku, ada ribuan jarum kasat mata yg menusuk hatikusampai kebagian terdalam. Sampai ketitik kelemahanku. Aku menundukkan kepala danmerasakan setetes airmata mengalir dipipiku.
“Ku rasa aku perlu ke toilet”ucapku dan sesegera mungkin berlari ke arah toilet.
Setelah tiba di toilet, akumenangis sepuasnya, tidak mungkin ada yg masuk ke sini. Sebelumnya, aku sudahmeminta Jason dan teman-temannya berjaga didepan. Ia paham bahwa aku hanyaingin sendiri dan menangis didalam sini.
Bodoh kau Carls! Kau mengabaikanmimpi-mimpimu hanya untuk laki-laki yg tidak mencintaimu? Dia bahkan mencintaisahabatmu dari pertama kali ia masuk kelasmu! Bodoh! Bodoh!
Aku merutuki kebodohanku saatini, aku tak akan bisa menyentuh hati Cody. Hatinya telah diisi nama Alliana,tertera nama sahabatku disana, SAHABATKU! Tangisku makin menjadi-jadi kalamengingat kenanganku bersamanya dulu, kenapa aku harus jatuh cinta pada Cody? KenapaCody harus mendekatiku untuk mendapatkan Ana? Aku tidak sanggup untuk bertemudengannya lagi. Kenapa bukan aku yg ada dihatinya? Kenapa bukan namaku ygtertera jelas dihatinya? Kenapa bukan aku yg ada dimimpinya? Kenapa bukan aku?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Malam sunyi kuimpikanmu
Kulukiskan cita bersama
Namun s'lalu aku bertanya
Adakah aku di mimpimu
Di hatiku terukir namamu
Cinta rindu beradu satu
Namun s'lalu aku bertanya
Adakah aku di hatimu
T'lah kunyanyikan alunan-alunan senduku
T'lah kubisikkan cerita-cerita gelapku
T'lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu
Bila saja kau di sisiku
'Kan ku beri kau segalanya
Namun tak henti aku bertanya
Adakah aku di rindumu
Tak bisakah kau sedikit saja dengar aku
Dengar simfoniku
Simfoni hanya untukmu....
T'lah kuabaikan mimpi-mimpi dan ambisiku
Tapi mengapa ku takkan bisa sentuh hatimu

Rabu, 12 November 2014

Justin Bieber

Justin Drew Bieber[5] ( /ˈbbər/) (lahir di London, OntarioKanada1 Maret 1994; umur 20 tahun)[1] adalah penyanyiPop dan R&B muda asal Kanada.[2]
Justin Bieber menjadi sensasi di Amerika Serikat pada tahun 2009 setelah ditemukan oleh Scooter Braun melalui video kompetisi menyanyi lokal "Stratford Star" di Ontario yang dipublikasikan di YouTube oleh ibu Justin pada tahun 2007, di mana Justin meraih peringkat kedua.[6] Scooter Braun, seorang agen pencari bakat dan mantan Marketing Eksekutif perusahaan So So Def melihat video ini dan memutuskan untuk mempertemukan Justin Bieber dengan Usher untuk audisi.[6] Singel pertamanya yang berjudul "One Time", diterbitkan secara serentak di seluruh dunia pada tahun 2009, dan menduduki peringkat 30 besar di lebih dari 10 negara. Albumnya pertamanya "My World" (Duniaku) kemudian mengikuti pada 17 November 2009 dan menerima penghargaan platinum di Amerika Serikat, dan menjadi penyanyi pertama yang memiliki tujuh lagu dari album pertama yang keseluruhannya berhasil mendapat peringkat di Billboard Hot 100, sebuah daftar lagu-lagu terkemuka yang sedang digemari.[7]
Kepopuleran Justin Bieber di seluruh dunia dalam waktu singkat dikenal sebagai "Bieber Fever" (Demam Bieber) di mana julukan ini diberikan pada penggemarnya dengan obsesi yang berlebihan terhadap Justin Bieber.[8] Banyak artis yang mengalami "Demam Bieber" di antaranya Jennifer Love Hewitt,[9] dan Beyonce diperingatkan agar hati-hati oleh suaminya Jay-Z, saat berfoto bersama Justin Bieber pada penghargaan Grammy ke 52.[7]
Walaupun dikenal akan suaranya, namun penyanyi ini juga mampu memainkan keyboards, piano, gitar, drum, dan bahkan trompet, yang keseluruhannya dipelajarinya sendiri (otodidak).[10]

Biografi

1994-2006: Awal Kehidupan

Bieber lahir pada tanggal 1 Maret 1994, di London, Ontario, di Rumah Sakit St. Joseph. Ia dibesarkan di Stratford, Ontario. Ia adalah anak tunggal dari Jeremy Jack Bieber dan Patricia "Pattie" Mallette. Orang tua Bieber tidak pernah menikah.[11] Pattie membesarkan anaknya dengan bantuan ibunya, Diane, dan ayah tirinya, Bruce[12] Ibunya adalah keturunan Perancis; ayah kakek buyutnya adalah keturunan Jerman, dan keturunan lain adalah Inggris dan Irlandia.[13] Ia juga menyatakan bahwa ia memiliki keturunan beberapa Aborigin-Kanada.
Melalui Jeremy, Bieber memiliki dua saudara tiri yang lebih muda, Jasmyn (lahir 2009) dan Jaxon (lahir 2010). Pattie bekerja di kantor sebagai pegawai berpenghasilan rendah, membesarkan Bieber sebagai ibu tunggal di perumahan dengan harga sewa murah. Bieber telah mempertahankan kontak dengan ayahnya.
Bieber memasuki sekolah dasar berbahasa Perancis di Stratford, Sekolah Katolik Jeanne Sauvé. Tumbuh, ia belajar bermain piano, drum, gitar, dan terompet. Pada awal tahun 2007, berusia 12, Bieber menyanyikan lagu Ne-Yo "So Sick" untuk sebuah kompetisi menyanyi lokal di Stratford dan berada di urutan kedua. Mallette memposting sebuah video penampilannya di YouTube untuk keluarga dan teman-teman mereka agar dapat melihatnya. Dia terus meng-upload video Bieber bernyanyi berbagai lagu R & B, dan popularitas Bieber di situs itu tumbuh.

2007-2009: Awal karier dan My World

Bieber di Nintendo World Store pada bulan September 2009.
Ketika mencari video dari penyanyi yang berbeda, Scooter Braun, mantan eksekutif pemasaran So So Def, mengklik salah satu video Bieber pada tahun 2007 tanpa disengaja.Terkesan, Braun mendatangi teater tempat Bieber tampil, sekolah Bieber, dan akhirnya menghubungi Mallette, yang enggan karena Braun Yudaisme. Dia ingat pernah berdoa, "Tuhan, aku memberikannya kepadamu. Anda bisa mengirimkan saya seorang lelaki Kristen, label Kristen" dan "Tuhan, Anda tidak ingin anak Yahudi ini menjadi penjaga Justin, kan?" Namun, ketua gereja meyakinkannya untuk membiarkan Bieber pergi dengan Braun. Pada usia 13, Bieber pergi ke Atlanta, Georgia, dengan Braun untuk merekam kaset demo. Bieber mulai bernyanyi untuk Usher seeminggu kemudian.[14]
Bieber segera menandatangani kontrak dengan Raymond Braun Media Group (RBMG), perusahaan kerjasama antara Braun dan Usher.Justin Timberlake juga dilaporkan ingin melatih Bieber, tapi kalah penawaran dengan UsherUsher kemudian meminta bantuan untuk mencari label rekaman untuk artisnya ke manajer Chris Hicks, yang membantu audisi dengan mengontak LA Reid dari The Island Def Jam Music Group[15] Reid menandatangani Bieber untuk Island Records pada bulan Oktober 2008 (yang melibatkan perusahaan kerjasama antara RBMG dan Island Records) dan mengangkat Hicks sebagai eksekutif Wakil Presiden Def Jam di mana ia akan mampu mengelola karir Bieber di label.Bieber kemudian pindah ke Atlanta dengan ibunya untuk mengembangkan karirnya dengan Braun dan Usher. Braun menjadi manajer Bieber pada tahun 2008.
Single pertama Bieber "One Time", dirilis ke radio sementara Bieber masih merekam album debutnya. Lagu ini mencapai nomor 12 di Canadian Hot 100 pada minggu pertama rilis pada bulan Juli 2009, dan kemudian memuncak di nomor 17 pada Billboard Hot 100. Selama musim gugur 2009, lagu ini telah sukses di pasar internasional. Lagu ini disertifikasi Platinum di Kanada dan Amerika Serikat dan Emas di Australia dan Selandia Baru. Album pertamanya yang rilis adalah sebuahextended play berjudul My World, dirilis pada tanggal 17 November 2009 single kedua album ini, "One Less Lonely Girl", dan dua single promo, "Love Me", dan "Favorite Girl", yang dirilis secara eksklusif di iTunes Store dan mencapai urutan kurang dari empat puluh Billboard Hot 100.
"One Less Lonely Girl" kemudian juga dirilis ke radio dan berada di tangga lagu lima belas besar Kanada dan Amerika Serikat, yang disertifikasi Emas. My Worldakhirnya disertifikasi di AS dan Double Platinum di Kanada dan Britania Raya. Untuk mempromosikan album, Bieber tampil pada beberapa acara langsung sepertimtvU 's VMA 09 Tour, program Eropa The DomeYTV' s The Next StarThe Today Show , The Wendy Williams Show, Lopez Tonight , The Ellen DeGeneres Show ,It's On with Alexa Chung, Good Morning America , Chelsea Lately , dan BET 's' '106 & Park' 'with Rihanna. Bieber juga menjadi bintang tamu dalam sebuah episodeTrue Jackson, VP pada akhir 2009.
Bieber menyaynyikan lagu Stevie Wonder Someday at Christmast untuk Presiden AS Barack Obama dan ibu negara Michelle Obama di Gedung Putih di acaraChristmast in Washington, yang disiarkan pada tanggal 20 Desember 2009, di jaringan televisi AS . TNT. Bieber juga salah satu penampil di Dick Clark's New Year's Rockin' Eve dengan Ryan Seacrest pada tanggal 31 Desember 2009. Bieber adalah seorang presenter di Grammy Awards ke 52 pada tanggal 31 Januari 2010. Dia diundang untuk menjadi vokalis untuk remake dari lagu "We Are the World"(lagu yang ditulis oleh Michael Jackson dan Lionel Richie) untuk ulang tahun ke 25 pemanfaatan Haiti setelah gempa Haiti 2010. Bieber menyanyikan bagian pembuka, yang dinyanyikan oleh Lionel Richie dalam versi asli.
Pada tanggal 12 Maret 2010,sebuah versi dari lagu K'naan "Wavin' Flag" direkam oleh musisi Kanada kolektif yang dikenal sebagai Seniman Muda untuk Haiti dirilis. Bieber menjadi bagian dalam lagu itu, menyanyikan bagian terakhir.

2010-sekarang: My World 2.0 dan Justin Bieber: Never Say Never

Bieber tampil pada Conseco Fieldhouse pada bulan Agustus 2010.
Justin Bieber pada saat acara Easter Egg Roll di Gedung Putih.
"Baby", singel utama dari album keduanya yang muncul, yang mana dinyanyikan berduet dengan rapper Ludacris, dirilis pada bulan Januari 2010 dan menjadi singel hit terbesarnya sejauh ini, mendapat chart ranting lima di US, dan mencapai sepuluh besar di tujuh negara lainnya.[16] Singel digital keduanya, "Never Let You Go", dan "U Smile" merupakan hit tiga puluh besar pada US Hot 100, dan dua puluh besar di Kanada.[16][17] Itu muncul yang pertama di US Billboard 200, membuat Bieber, artis penyanyi solo termuda untuk mencapai chart teratas sejak Stevie Wonder in 1963.[18] Album My World 2.0 juga muncul pada nomor satu di Canadian Albums Chart, Irish Albums Chart, dan Australian Albums Chart, dan New Zealand Albums Chart[16] dan mencapai sepuluh besar di lima belas negara lainnya.[19][20] Untuk mempromosikan albumnya, Bieber mucul menghadap beberapa orang atau langsung di program termasuk The View, Kids Choice Awards 2010, NightlineThe Late Show with David LettermanThe Dome (televisi), dan 106 and Park.[21] Pada April 2010, Bieber merupakan tamu dari konser musical Saturday Night Live.[22] Pada 4 Juli 2010, Bieber tampil di Macy's Fourth of July Fireworks Spectacular di New York City. Singel kedua dari album My World 2.0, "Somebody to Love", dirilis pada April 2010, dan versi lainnya atau remix dinyanyikan dengan mentor Bieber yaitu Usher. Pada Juni 2010, singel itu mencapai nomor 15 di Billboard Hot 100.
Pada 23 Juni 2010 tur Bieber dimulai di Hartford, Connecticut, untuk mempromosikan My World dan My World 2.0.[23] PadaJuli 2010 media Toronto Sun Kanada mengumumkan bahwa Bieber merajai pencarian terbanyak untuk selebritas melalui mesin pencari seperti Google di Internet.[24] dan video musiknya "Baby", mengungguli musik video Lady Gaga, "Bad Romance" dan menjadi video terbanyak yang pernah dilihat di YouTube.[25] Pada September 2010, Bieber mendapatkan 3 persen dari seluruh lalu lintas di Twitter, sebuah situs jejaring sosial .[26]
Pada Juli 2010 Justin merekam albumnya di New York City.[27] Dikarenakan Justin mengalami peralihan suara akibat pubertas, suara di albumnya menjadi lebih mendalam dari dibandingkan suaranya saat merekam album pertamanya. Penyanyi serta penulis lagu Inggris Taio Cruz memberikan informasi pada Juli 2010 bahwa ia sedang menulis lagu untuk album Bieber selanjutnya.[28] Sementara produser genre Hip hop Dr. Dre menelurkan dua lagu dengan Bieber pada Juli 2010[29] namun lagi tersebut belum ditentukan akan mengisi album yang mana. Bieber tampil menyanyikan "U Smile", "Baby," dan "Somebody to Love" di MTV Video Music Awards 2010 pada 12 September 2010.[30]
Bieber mengumumkan pada Oktober bahwa dia akan merilis album akustik yaitu My Worlds Acoustic.[31] Itu dirilis pada Black Friday di United States dan keistimewaan versi akustik dari album di lagu pada album sebelumnya, dan dia juga merilis singel pada album ini dan juga lagu baru yaitu "Pray".[32]
Selain itu, film biografi pertama Justin, Never Say Never, dirilis pada Februari 2011, namun review yang didapatkan sangatlah negatif. Rata-rata kritikus memberikan satu atau dua bintang dari total lima atau sepuluh bintang, meskipun peredarannya di bioskop lumayan lancar. Bahkan di IMDB, film ini hanya dapat nilai 1.1 dari total 10. Pada 15 Maret 2011, patung lilin Justin Bieber telah diremiskan di Museum Madame Tussauds, namun agaknya tidak semirip aslinya dan banyak yang kecewa termasuk para penggemarnya, namun Justin Bieber sangat bangga.[33]
Pada tanggal 31 maret 2012 Justin mengatakan bahwa dia ingin berduet dengan Demi Lovato.[34]

Gambaran

Surat kabar The Observer di Inggris menerbitkan sebuah laporan yang menunjukkan bahwa Justin Bieber lebih berpengaruh di bidang jaringan sosial daripadaBarack Obama atau Dalai Lama.[35]

Konser Justin Bieber di Indonesia

Pada Januari 2011 koran The Jakarta Post mencatat ribuan pengemar di Jakarta antre untuk mendapatkan tiket konser Justin Bieber di Jakarta.[36] Sejumlah 10.500 lembar tiket dipersiapkan, dan sebanyak 4.000 tiket habis terjual di hari pertama.[37] Konser Justin Bieber pada tanggal 23 April 2011 yang bertempat di Sentul International Convention Center memiliki harga tiket bervariasi mulai dari Rp500.000 (US $55) hingga Rp1 juta.[38] Justin Bieber juga mengucapkan terima kasihnya kepada para pengagum di Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Diskografi

Tur

  • 2009: Urban Behavior Tour
  • 2010: My World Tour

Filmografi

Film

TahunJudulPeranKeterangan
2010CubedPizzi's Best FriendSerial TV (1 episode)
2010-2011CSI: Crime Scene InvestigationJason McCannTV series (2 episode: "Shock Waves" dan "Targets of Obsession")
2011Justin Bieber: Never Say Never[39]Himself
2012Men in Black 3Alien on TV MonitorsUncredited
Cameo appearance
2012Katy Perry: Part of MeHimselfBiopic[40]
2012Zendaya: Behind the ScenesHimselfBiopic
2013Justin Bieber's BelieveHimselfConcert film/Biopic
2014Behaving BadlyCameoMan In the Jail

Televisi

TahunJudulPeranCatatan
2009True Jackson, VPHimselfTV series (1 episode)
2009My Date With...HimselfGuest star
2010Silent LibraryHimselfTV series (1 episode)
2010School GyrlsHimselfCameo
2010Saturday Night LivePerformerSaturday Night Live (season 35), episode 18
2010American IdolPerformerMusim 9, episode 40
2010HubworldGuest starMusim 1, episode 1
2010The X FactorPerformerMusim 7, minggu 8
2011Extreme Makeover: Home EditionGuest star[41]
2011Khloé & LamarHimself (uncredited)TV series (1 episode: "The Father in Law")
2011Dancing with the StarsPerformerWeek 7 Result Show
2011So Random!Himself
2011Disney Parks Christmas Day ParadeGuest starPerformed at Walt Disney World Resort
2011The X FactorPerformerSeries 8, week 9
2011The X Factor USAPerformerSeason 1, Week 9, Final
2012Punk'dPunkerTV series (1 episode: "Taylor Swift, Rob Dyrdek, Sean Kingston")
2012Dancing with the StarsPerformerWeek 1 Result Show
2012Make Your Mark: Shake It Up Dance Off 2012Guest
2013Saturday Night LiveHimselfHost and musical guest
2013The SimpsonsHimself (voice)Cameo[42]

Penghargaan

Referensi

  1. ^ a b Anderson, Kyle (22 Februari 2010). "Justin Bieber Joins The Ranks Of Youngest 'SNL' Performers"MTV. Diakses 2010-2-24.
  2. ^ a b Collar, Matt. "allmusic ((( Justin Bieber > Overview )))"Allmusic.Macrovision Corporation. Diakses 2009-10-21.
  3. ^ Mitchell, Gail (26 April 2009). "Usher Introduces Teen Singer Justin Bieber".Billboard. e5 Global Media. Diakses 23 Juli 2009.
  4. ^ "MTV- Justin Bieber artist profile". Diakses 22 Desember 2009.
  5. ^ Greenblatt, Leah (10 Maret 2010). "My World 2.0 (2010)"Entertainment Weekly (Time). Diakses 11 Juni 2010.
  6. ^ a b Billboard.com: Justin Bieber
  7. ^ a b CBS News: Justin Bieber Fever Hits Miami
  8. ^ Urban Dictionary: Bieber Fever
  9. ^ Disneydreaming.com: Jennifer Love Hewitt Says She Has Bieber Fever
  10. ^ Hub Pages: How Old is Justin Bieber
  11. ^ ABC News: 7 hal untuk diketahui tentang ibu Justin Bieber
  12. ^ The Star: justin Beiber guide added to hometown pf Stratfords tourism
  13. ^ Toronto Sun: Justin Beiber sebagai ulang tahun selebriti paling top pada 1 Maret 2014
  14. ^ TJ (August 11, 2009). "Neon Limelight Interviews: Usher Protegé Justin Bieber: Accidental Star"Neon Limelight. Diakses August 11, 2009.
  15. ^ "Interview with Chris Hicks"HitQuarters. August 23, 2011. Diakses August 25, 2011.
  16. ^ a b c "Justin Bieber Chart History- Billboard.com"Billboard. e5 Global Media. Diakses 11 Maret 2010.
  17. ^ "Justin Bieber – My World 2.0 – Metacritic"Metacritic. CBS Interactive. Diakses 23 Maret 2010.
  18. ^ "Justin Bieber Tops Billboard 200 With 'My World 2.0'"Billboard. e5 Global Media. 31 Maret 2010.
  19. ^ "Justin Bieber – My World – Music Charts"αCharts. Diakses 14 April 2010.
  20. ^ "Justin Bieber – My World 2.0 – Music Charts"αCharts. Diakses 14 April 2010.
  21. ^ Cheung, Nadine (23 Maret 2010). "Justin Bieber Makes Millions Happy With the Release of 'My World 2.0'"JSYK. AOL. Diakses 23 Maret 2010.
  22. ^ "Justin Bieber Coming Back To NY For Saturday Night Live"Long Island Press. 21 Februari 2010. Diakses April 10, 2010.
  23. ^ "Justin Bieber's 2010 North American summer tour dates: 'My World' to hit New York in August". New York Daily News. 17 Maret 2010.
  24. ^ Bieber the king of the Internet Toronto Sun 7 July 2010
  25. ^ "Justin Bieber is Officially King of YouTube"The Wall Street Journal (staff blog). 15 July 2010. Diakses 16 Juli 2010.
  26. ^ "Justin Bieber Accounts for 3 Percent of All Twitter Traffic". TVGuide.com. Diakses 8 September 2010.
  27. ^ Reth, Jerry (8 Mei 2010). "Justin Bieber New Album To Be Recorded In New York"Newsopi.[apakah terpercaya?]
  28. ^ Bhansali, Akshay (2010-03-19). "Taio Cruz Talks Collaborating With Ludacris, Ke$ha – News Story | Music, Celebrity, Artist News | MTV News". Mtv.com. Diakses 2010-06-21.
  29. ^ Koroma, Salima (20 Juli 2010). "Dr. Dre". HipHopDX. Diakses 21 Juli 2010.
  30. ^ MTV VMA Recap: Stage Rewind with Eminem, Rihanna, Taylor, Kanye and Bieber. Singersroom.com (2010-09-13). Diakses 21 Oktober 2010.
  31. ^ Vena, Jocelyn (2010-10-18). "Justin Bieber To Release Acoustic Album - Music, Celebrity, Artist News". MTV. Diakses 2010-11-14.
  32. ^ "How Will Justin Bieber’s My Worlds Acoustic Rank Against Great Unplugged Albums? » MTV Newsroom". Newsroom.mtv.com. 10 November 2010. Diakses 14 November 2010.
  33. ^ Patung Lilin Justin Bieber Mengecawakan. KapanLagi. Diakses pada 19 Maret 2011
  34. ^ Pop Crush: Friends Demi Lovato
  35. ^ Rushe, Dominic (2 Januari 2011). "Justin Bieber is more influential online than the Dalai Lama or US president"The Guardian (Britania Raya). Diakses 11 Januari 2011.
  36. ^ The Jakarta Post:Justin Bieber Hustle and Tussle for Tickets
  37. ^ Ehotmedia:Justin Bieber Concert Sol Out
  38. ^ The Jakarta Globe:Baby Justin Bieber Confirmed for Jakarta
  39. ^ "Justin Bieber Never Say Never – Official website". Diakses 17 Februari 2011.
  40. ^ "Lady Gaga Cameo in Katy Perry Movie! — Sneak Peek"YouTube. Google. 22 Juni 2012. Diakses 23 Juni 2012.
  41. ^ Jocleyn, Vena (25 Januari 2011). "Justin Bieber Addresses Dangers of Texting And Driving On 'Extreme Makeover'". MTV. Diakses 8 Februari 2011.
  42. ^ "Bieber to appear on The Simpsons"Sydney Morning Herald (Fairfax Media). 23 Agustus 2012. Diakses 13 September 2012.